Prof. Widjajono Partowidagdo salah satu anggota Dewan Energi Nasional (DEN) dalam dialog tentang bahaya pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) yang berlangsung di balai Desa Balong Kecamatan Kembang Jepara pada Jumat (11/03/2011) menyatakan menolak rencana pembangunan PLTN.
Kepada peserta dialog yang rata-rata masyarakat Balong, dia mengaku memang bukan ahli dalam hal PLTN, namun dia menyatakan menolak jika PLTN dibangun dengan cara memaksa. “Jika masih ada cara lain yang lebih aman, mengapa harus memilih Nuklir” Ungkapnya.
Widjajono sangat mendukung upaya masyarakat dalam melakukan aksi penolakan rencana pembangunan PLTN. Bahkan dia juga memberikan penjelasa kepada masyarakat Jepara khususnya warga Balong, agar melakukan aksi dengan membuat program pengembangan energi terbarukan. Sehingga upaya penolakan itu akan semakin kuat dengan aksi riil pengembangan energi terbarukan.
Dia mencontohkan, jenis tumbuhan seperti kemiri sunan dan jarak dapat dijadikan sumber energi terbarukan. Untuk kemiri sunan malah lebih mudah dalam pemanenannya karena tidak usah memetik. Sebab kemiri sunan akan jatuh sendiri jika sudah matang.
Menurutnya, tanaman tersebut dapat dikembangkan di Balong dan sekitarnya sehingga akan benar-benar ada energi yang dikehendaki masyarakat. Tak hanya pengembangan tanaman kemiri dan jarak, pengembangan biogas dari kotoran hewan serta sampah di desa tersebut juga dapat diupayakan menjadi energi alternative untuk membuktikan bahwa memang ada energi yang murah dan lebih aman disbanding dengan PLTN. ( Bayu Krisna )