Selasa, 23 Agustus 2011

Stok Dalam Negeri Mengkhawatirkan, Indonesia Bukan Lagi Negara Minyak

SEMARANG, RIMANEWS - Indonesia sebaiknya segera mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Pasalnya cadangan energi minyak bumi Indonesia saat ini hanya tersisa 3,7 miliar barel dari 56,6 miliar barel sumber daya yang dimiliki atau 0,3 persen dari cadangan minyak dunia.
"Saat ini cadangan energi terbanyak yang dimiliki Indonesia adalah energi non minyak," kata pakar minyak sekaligus anggota Dewan Energi Nasional, Widjajono Partowidagdo, dalam sarasehan Peran LPG Sebagai Alternatif Utama Bahan Bakar Pengganti  yang diselenggarakan PT Alos Bangun Energidi Hotel Gumaya, Senin (30/5).
Menurut Widjajono, Indonesia tidak kaya akan minyak. Karena itulah impor BBM sebesar 600 ribu barel per hari perlu dilakukan pemerintah. Meski selama ini Indonesia mampu memproduksi minyak sebesar 357 juta barel per tahun, dengan jumlah ekspor minyak mentah sebesar 146 juta barel per tahun.
Namun Indonesia juga mengimpor minyak mentah sebesar 93 juta barel per tahun, dan BBM 153 juta barel. Jumlah konsumsi BBM sebanyak 457 juta barel per tahun. "Ada defisit energi sebesar 100 juta barel per tahun. Sebagai negara importir minyak dan tidak memiliki cadangan minyak yang banyak, sangat tidak bijaksana bila pemerintah ikut-ikutan menyelenggarakan harga BBM murah dengan cara subsidi, seperti di negara-negara yang cadangan minyaknya melimpah," paparnya.
Meski begitu, bukan berarti cadangan minyak Indonesia akan segera habis. Cadangan minyak Indonesia terbukti rendah karena sistem fiskal yang tidak fleksibel, dan iklim investasi yang kurang menarik. "Namun sebaiknya kembangkan sebanyak mungkin energi lain yakni batubara, gas, tenaga air, panas bumi, CBM (Coal Bed Methane), serta energi terbarukan. Hal lain yang juga penting adalah lakukan penghematan energi," kata dia.
Widjajono menyarankan, penghematan energi bisa dilakukan melalui mensubstitusi BBM dengan gas seperti minyak tanah yang harganya Rp 6.000 per liter oleh LPG (Liquefied Petroleum Gas) untuk tabung 12 kg adalag Rp 6.000 per kilogram yang setara dengan Rp 3.500 per liter minyak tanah. Sementara untuk tabung 3 kg Rp 4.000 per kilogram atau setara dengan Rp 2.500 per liter minyak tanah.(CN/ian)